Jakarta -Hari Kesehatan Mental Sedunia diperingati setiap tahun sekali pada tanggal 10 Oktober.
Peringatan ini diinisiasi langsung oleh lembaga yang berkaitan dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO), yaitu World Federation of Mental Health aliash WFMH.
Tahun ini, WFMH mengambil tema “Make Mental Health and Well Being for ALL a Global Priority”.
Tema ini dipilih guna menekankan bahwa tanggung jawab terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan tidak hanya hanya milik pemerintah, tetapi juga sesama masyarakat umum.
Semangat tersebut menyusul angka kasus depresi dan bunuh diri yang meningkat belakangan ini, terlebih saat pandemi.
Dikutip oleh WHO dari Institute of Health Metrics and Evaluation, setidaknya terdapat 3,8 persen atau 280 juta orang yang menderita penyakit depresi pada 2021.
Di tahun yang sama, WHO memperkirakan terdapat sekitar 700 ribu orang yang melakukan tindak bunuh diri dengan korban terbesar di rentang usia 15 hingga 29 tahun.
Sebab itu, semangat untuk menjadikan isu kesehatan mental dan kesejahteraan sebagai prioritas global menjadi tema Hari Kesehatan Mental Sedunia 2022.
Dikutip dari National Today, sejumlah sumber menyebutkan bahwa WFMH yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Richard Hunter waktu itu menetapkan Hari Kesehatan Mental Sedunia pertama kali pada 1992.
Kala itu, ihwal kesehatan mental belum mendapatkan kepedulian dan perhatian sebesar saat ini.
National Today menyebut, saat itu, dunia memiliki sejumlah masalah terkait kesehatan mental baik secara akademis maupun praktis.
Misalnya, permasalahan untuk mendapatkan dana publik demi biaya perawatan di Prancis, perlakuan tidak manusiawi di Selandia Baru, dan ketidaktahuan secara keseluruhan tentang apa sebenarnya kesehatan mental itu.
Berkaca pada kondisi ini, WFMH merasa perlu melakukan tindakan dengan skala global untuk menyelesaikan krisis kesehatan mental di dunia.
Selama tiga tahun pertama Hari Kesehatan Mental Sedunia, sejumlah…