Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Hariyadi B.
Sukamdani mengungkapkan bahwa kondisi perekonomian Indonesia tertekan pada tahun 2023.
Hal itu berdasarkan proyeksi dari beberapa lembaga, termasuk pemerintah Indonesia itu sendiri.
Dana Moneter Internasional atau IMF, kata dia, telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2022.
“Ekonomi global diprediksi hanya tumbuh 3,2 persen atau lebih rendah 0,4 persen dari perkiraan April 2022 lalu,” ujar dia dalam diskusi hybrid bertajuk ‘Mengelola Ketidakpastian Ekonomi di Tahun Politik’ pada Senin, 5 Desember 2022.
Prospek yang rendah tersebut, kata dia, disebabkan situasi perekonomian yang sedang tidak pasti, termasuk akibat laju inflasi global yang melonjak.
Hariyadi berujar, yang jelas resesi tidak mungkin terjadi di Indonesia.
“Perkiraan kami kalau ekonomi Indonesia tumbuh di bawah 5 persen tidak mungkin pasti.
Kita akan tetap tumbuh dengan positif walaupun nanti saya akan sampaikan faktor-faktor yang juga harus jadi perhatian kita bersama,” ucap Hariyadi.
Beberapa yang harus menjadi perhatian adalah pemerintah perlu melihat bagaimana dampak ekonomi global kepada pelaku usaha domestik.
Salah satu adalah kapasitas produk industri.
Hariyadi mencermati bahwa inflasi sudah naik cukup cepat, bila tidak terkontrol nantinya akan berpengaruh kepada daya beli masyarakat.
“Dan juga akan mempengaruhi kapasitas produksi sektor rill.” Selanjutnya: Sektor yang Akan Melemah pada Tahun Depan