Refleksi Diri dan Hidup Seimbang, Kunci Kesehatan Mental

Psikiater dr.

Zulvia Oktanida Syarif, Sp.KJ mengatakan bahwa salah satu kunci menjaga kesehatan mental adalah dengan melakukan refleksi diri untuk melatih kesadaran.

“Untuk menjaga kesehatan mental itu kita perlu selalu meningkatkan kesadaran, jadi harus sering-sering melakukan refleksi diri, bercermin, atau merenung, ‘Bagaimana perasaan aku, apa yang sudah aku lakukan?'” kata Zulvia.

Menurutnya anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) itu, orang yang sering melakukan refleksi diri akan sangat peduli atau mudah menyadari saat ada yang tidak beres dengan dirinya.

Ia melanjutkan saat orang sudah menyadari ada yang tidak beres dengan dirinya maka dia perlu mencari tahu penyebabnya.

Gunanya agar dia bisa melakukan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

“Ketika kita menyadari akhir-akhir ini jadi sering pegal-pegal, di rumah sering marah sama anak, sering jutek sama teman kantor, jangan-jangan stres.

Saat kita merasa ada di bawah tekanan, cari tahu tekanannya apa, apakah dari tempat kerja, rumah tangga, pendidikan, atau yang lain,” ujar Zulvia.

“Kira-kira bisa enggak kita atasi dulu? Kalau urusan kerjaan, bisa enggak bagi-bagi sama teman yang lain, kurangi beban kerja, cuti dulu.

Jadi kita harus atur.” Jaga keseimbangan hidupSelain refleksi diri, Zulvia juga mengatakan bahwa menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan di luar pekerjaan juga dapat menjadi cara untuk menjaga kesehatan mental.

“Kerja boleh, tentunya kita butuh punya karir dan penghasilan.

Tapi kehidupan pribadi jangan lupa, ada me time, ada waktu sama keluarga dan teman, ada waktu melakukan hobi yang kita senangi,” imbuhnya.

Tak hanya itu, ia menambahkan menjaga pola makan dan berolahraga juga penting untuk dilakukan sebab menurutnya dua hal tersebut dapat membantu meningkatkan hormon-hormon bahagia seperti dopamin dan serotonin.

“Tidurnya juga harus cukup.

Kurangi begadang.

Tidur yang kurang itu merupakan salah satu yang membuat orang lebih rentan mengalami masalah kesehatan mental,” tutur Zulvia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *